Text
I WANT TO DIE BUT I WANT TO EAT TTE KPOKKI 2
"Sebagaimana depresi membuat kita kehilangan semangat dan tidak ingin melakukan apa pun, depresi membuat kemampuan berpikir kita memburuk, kemampuan fokus kita menurun, kemampuan mengingat juga menurun. Hasil pemeriksaan IQ pun akan menunjukkan penurunan kentara." (I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki 2 hlm. 98)
Buku I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki sepertinya sudah tidak asing bagi sebagian besar di antara kita, khususnya para pecinta buku non fiksi dan penggemar karya-karya dari Korea Selatan. Setelah buku pertamanya terbit beberapa waktu lalu, bulan Agustus 2020 buku keduanya sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan bisa didapatkan di berbagai toko buku. Lalu, apa yang membedakan buku kedua dan buku pertamanya?
I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki 2 bisa dibilang lanjutan dari kisah Baek Se Hee yang berkonsultasi dengan psikiaternya. Perawatan kejiwaan yang dia lakukan terus berlanjut. Jika pada buku pertama, ia cenderung mengasihani diri sendiri, pada buku kedua ini ia mencoba untuk lebih menerima dirinya dan tidak membenci dirinya
B01258F | SR 889.221.3 JIE i | My Library | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain